POLITIK ITU MULIA MENJADI RUSAK KARENA 'POLITISI'
.: Home > Artikel >
PDM
29 Agustus 2024 12:07 WIB
Dibaca: 36
Penulis :
Tags:
Dibaca: 36
Penulis :
Politik secara harfiah ialah siasat, taktik strategi, setiap hari kita berpolitik mulai dari mengatur ekonomi rumah tangga, mendidik anak, memimpin bawahan, masyarakat organisasi, perusahaan/instansi namun tentunya yang dimaksud pendidikan politik adalah tentang kepemerintahan, politik mengelola dan mengatur jalannya pemerintahan mulai dari membuat aturan dari UU Keppres, Permen sampai Perda dst, termasuk pelaksananya (eksekutif legislatif, yudikatif) menyusun anggaran mengatur pelaksanaan pembangunan mulai dari pusat sampai yang kecil kel/desa
Politik sebagai ilmu pengetahuan bersifat netral tergantung siapa yang menggunakan seperti pisau bisa untuk memotong daging tapi juga bisa digunakan untuk membunuh orang. Politik ditangan orang yang baik akan menjadi positif : mensejahterakan dan memberikan keadilan pada rakyat, tapi ditangan orang yang jahat politik akan negatif menghalalkan segala cara meraih kekuasaan demi kepentingan diri sendiri, keluarga dan golongan.
Dalam bentang sejarah politik di dunia ini sejak dulu sampai sekarang bahkan sejak Nabi Ibrahim menghadapi raja Namrudz, Nabi Musa melawan raja Fir'aun juga dimasa Rasulullah terjadi pertikaian antara kaum Quraisy dan antar kabilah dan suku bahkan dimasa Khulafaur Rasyidin, semua sahabat tewas terbunuh akibat pertikaian politik kecuali Abu Bakar ra. Bahkan yang tidak pernah kita bayangkan terjadi konflik dan perang antara Aisyiah (istri nabi) dengan Ali bin Abi Thalib (paman nabi). Demikian pula dimasa kekhalifahan Islam juga terjadi pertikaian politik yang berakibat persatuan lemah sehingga mudah dihancurkan oleh kekuatan asing sebagai awal berakhirnya jaman keemasan Islam.
Di era bangkitnya ideologi besar dunia : kapitalisme, komunisme , sosialisme, liberalisme, fundamentalisme juga penuh pertumpahan darah bahkan sampai sekarang termasuk sejarah Indonesia dimasa kerajaan, pasca kemerdekaan, era orde lama penuh konflik ideologi, tidak stabilnya kondisi politik, presiden seumur hidup dan berakhirnya dengan pertumpahan darah (G30S PKI) menjadi awal bangkitnya Orde baru yg juga berjalan otoriter dan harus berakhir dengan people power dan di era reformasi sekarang juga sama ketidakstabilan politik, ekonomi dan disharmoni sosial.
Namun disisi lain lewat kebijakan politik di tingkat lokal melalui para kepala daerah dan para legislator, kita mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas kehidupan mulai peningkatan sarpras pendidikan, kesehatan, ekonomi, jaminan sosial, infrastruktur, iptek, sdm, budaya dll
Dengan demikian politik dalam arti Negara harus ada, aturan dan pranata politik harus dibuat, sumber daya harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat karena sejatinya rakyatlah pemilik kedaulatan sesungguhnya. Maka ilmu politik menjadi harus dipelajari, dikaji dijadikan pedoman dalam strategi mencapai keadilan dan kesejahteraan
Dalam upaya mencapai tujuan, dalam ilmu politik juga diajarkan fatsoen politik, etika politik, norma, ideologi negara, nilai2 yang hidup di masyarakat sebagai seperangkat ajaran moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Politik kita hari ini sarat masalah mulai dari oligarki, kekuatan asing yang ingin menguasai melalui investasi, high cost politic, presiden threstold 20%, tidak adanya 'oposisi' yang imbang di pemerintahan, kooptasi negara atas lembaga negara/bumn, isu komunisme dan liberalisme, fundamentalisme, upaya tafsir ulang haluan ideologi Pancasila, peristiwa Km50, kriminalisasi ulama/lawan politik, pembelahan rakyat (cebong vs kadrun) orientasi kekuasaan para para praktisi politik, wacana 3 periode, perpanjangan masa jabatan presiden, konstitusi/hukum jadi alat politik, ketidaknetralan penyelenggara pemerintah, korupsi, nepotisme terang benderang, politik dinasti, elektoral jadi ukuran demokrasi, elektabilitas tanpa kapasitas dan etikabilitas, otoritarianisme demokrasi, politik pragmatis, money politik luar biasa, minim pendidikan politik, dll
Hari ini persepsi masyarakat tentang politik buruk, rebutan kekuasaan, korupsi dan penyingkiran lawan politik, awalnya narasi perubahan setelah dikasih jabatan berubah total narasi kemapanan. Para politisi tidak bisa dijadikan ukuran kebenaran, karena selama ini yang dibela kepentingan, kebenaran dibangun dan dimainkan sesuai kepentingannya. Politik yang mulia menjadi busuk, tanpa etika, daya rusak politik kemana-mana ketika politik masuk ke suatu lingkungan akan merusak tatanan.
Siapkah generasi muda mengatasi semua itu ? idealisme bisa jadi hidup hari ini ketika jadi mahasiswa atau aktifis tetapi lupa ketika menjadi praktisi politik ternyata sama saja, pandai membuat pembenaran, lupa semuanya, ikut larut dalam sistem yang salah menjadi pragmatis nir etika dan moral
Power tend to corrup, absolute power to absolute corrup, jadi kekuasaan itu harus dibatasi bahkan harus dipercepat, sesungguhnya demi kebaikan bersama, untuk negara dan bangsa
Rudi Pramono, SE
Tags: