PDM Kabupaten Wonosobo - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Wonosobo
.: Home > Artikel

Homepage

JANGAN SALAHKAN RAKYAT, SALAHKAN PENGUASA

.: Home > Artikel > PDM
04 Maret 2024 14:32 WIB
Dibaca: 52
Penulis :

Lepas dari soal anekdot 'Pemilu Indonesia sebagai pemilu yang tercepat di dunia, karena belum pemilu sudah diketahui hasilnya', kemenangan Paslon 2 menyadarkan kita bahwa ternyata rakyat tidaklah peka dengan sesuatu yg berkaitan etika, aturan dan moral bernegara.
 
Oky seorang sosiolog mengatakan bahwa rakyat tidak bisa disalahkan, karena mereka dibentuk oleh sistem politik, ekonomi, sosial. Mungkin lebih mudahnya di buat oleh realitas politik, ekonomi  dan sosial, ketika pemilu amplop tersebar kemana2, bansos menjadi sebuah tradisi ritual tahunan, kesempatan masyarakat mengambil manfaat untuk pribadi/kampung, apalagi kemudian ada ancaman kalau tidak terima bansos nanti tidak dapat lagi, dst. Jadi ada situasi yg membuat rakyat memahami pemilu sebagai saat untuk  mengambil manfaat baik untuk pribadi atau masyarakat. NPWP : Nomor Piro Wani Piro. Rakyat digiring untuk tidak kritis.
 
Selain itu dalam realitas sosial soal nepotisme/orang dalam itu sudah membudaya jadi sudah dianggap biasa bahkan wajar (permisif), soal Gibran itu anak Jokowi nggak 'ngaruh'. Mengapa mereka pilih Prabowo karena satu kata : tegas/militer mereka merasa terlindungi, seperti analisa Erick Form yg melihat kemenangan Hitler karena figur yg kuat tegas, meskipun akhirnya semua kecewa.
 
Semua itu justru dilakukan oleh para calon/pemegang kuasa yang seharusnya memberikan pendidikan politik agar tumbuh critikal thinking sebagai warga negara tapi tidak dilakukan karena bagi mereka kemenangan dan keuntungan. Ataukah  memang ini sengaja dibuat dan dilestarikan karena efektif utk elektoral ? mudahnya  'kampung ini butuh apa saya penuhi asal dengan imbalan suara'. Politik transaksional inilah yang mengakibatkan penyimpangan dan juga tokoh agama yang terseret pragmatisme dan tafsiran keagamaan an akhlaq tapi menafikan ilmu pengetahuan politik dan sosial sehingga menjadi jumud dan beku. Rasulullah telah menyampaikan bahwa kamu lebih mengetahui urusan duniamu (HR. Muslim)
 
Dalam kondisi masyarakat yang dibentuk dan terbentuk realitas sosial dan politik yang anomali itulah pemilu itu di laksanakan dan hasilnya sangat kecewakan meskipun sebagai seorang demokrat kita harus menghormati pilihan rakyat. Namun kondisi ini  tetap dibutuhkan oleh semakin banyak orang2 yg memiliki kesadaran, reformasi 98 terjadi ketika kepuasaan terhadap Golkar dan Suharto mencapai 80% lebih namun beberapa bulan kemudian jatuh oleh orang2 yang sedikit tapi mereka kritis dan pintar.
 
Jadi meski kalah dalam pemilu dengan jarak yang sangat jauh, tapi tak patah oleh arang justru yang sedikit itulah nantinya yang akan menghasilkan perubahan, seperti Muhammadiyah sebuah gerakan 'baru' dan karena itu sedikit tapi karena kritis dan cerdas menjadi pelopor perubahan sosial    keagamaan umat Islam  yang ternyata kemudian diikuti oleh mereka yang dulu justru menentangnya. Kata Bung Karno : berikan aku 10 pemuda maka akan aku rubah dunia.
 
Lanjutkan keberpihakan pada nilai-nilai agama dan budaya, karena kalau diam maka yang salah itu menjadi benar, kebenaran orang banyak. Kebenaran adalah kebenaran itu sendiri. Perlu bangun kekuatan  sebagaimana perintah Allah dalam Qs Shaaf : 4 agar kita membangun barisan yang teratur kokoh seperti sebuah bangunan yang kokoh, yang dalam ilmu pemerintahan disebut warga negara yang tahu hak dan kewajiban, kritis dan mandiri. Bukan kerumunan-kerumunan orang seperti buih-buih ombak yang mudah diombang ambingkan kesana kemari terbentur-bentur karang dipermainkan gelombang oligarki. Teruskanlah perjuangan menjadi Para Penagih Janji dan Penjaga Negeri.
 
Wallahu a'lam
rudyspramz270224 Ketua MPI PDM Wonosobo

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website