Sejarah Muhammadiyah Cabang Sukoharjo
Terus bermuhammadiyah di Tengah Mayoritas Nahdhiyyin
Latar belakang berdirinya PCM berdiri di latar belakangi kondisi masyarakat yang masih memegang tradisi / budaya yang turun temurun .yang sebagian dari tradisi itu bertentangan dengan Islam bahkan terseret pada kemusrikan.
Sejarah masuknya Muhammadiyah di Sukoharjo, Bapak Ismail selesai kuliah di Yogyakarta pada tahun 1970an. Dari sekian lama mempelajari Muhammadiyah di Jogja, bapak Ismail pada waktu itu nge-kost di komplek KH.Ahmad Dahlan yang kemudian beliau pulang membawa Misi Muhammadiyah ke Sukoharjo pasca menempuh pendidikan. Pelan pelan beliau menggandeng kawan-kawan yang mau diajak untuk bermuhamadiyah.
Pada sekitar tahun 1970, Beliau mendirikan Ranting Muhammadiyah Sukoharjo sekaligus menjadi ketuanya, dikarenakan waktu itu masih ikut dengan cabang Muhammadiyah Leksono. Berjalannya waktu Kecamatan Leksono mengalami pemekaran wilayah menjadi 2 Kecamatan yaitu kecamatan Leksono dan Kecamatan Sukoharjo pada tahun 90 an. Minimnya warga Muhammadiyah pada waktu itu, baru ada 3 ranting Muhammadyah antara lain, ranting Sukoharjo, Jlegong, dan Rogojati. Cabang Sukoharjo mendapatkan tambahan 3 ranting dari leksono yaitu Ranting Wonokerto, Ranting Sawangan, dan Ranting Selokromo. Bertujuan agar menguatkan cabang Sukorharjo yang telah berjalan hingga kini.
Muhammadiyah Sukoharjo merupakan cabang yang minoritas dan minim keanggotaan. Cabang tersebut juga kesusahan dalam kepengurusan dikarenakan banyaknya tokoh-tokoh Nahdhiyin di Sukoharjo. Setelah penelusuran oleh narasumber simpatisan Muhammadiyah disetiap desa di Sukoharjo ternyata ada meskipun hanya satu dua, namun karena tidak cukup orang tidak mampu untuk membuka ranting. Setelah bapak imsail meninggal dunia pada tahun 2016 dipercayakan sebagai ketua Pimpinan Cabang Sukaharjo kepada Bapak Hariyono. Beliau adalah mantunya Alm. bapak Haji Ismail. Jabatan selama 5 periode dipegang oleh Bapak Haji Ismail, dilanjutkan oleh mantunya tersebut hingga sampai sekarang.
Sebelum tahun 1999, bapak Kasmuni selaku kepala desa sukoharjo, pak haji Haryadi (pensiunan guru), pak haji Jamhari (guru & DPR fraksi golkar), pak haji Mashuri yang ikut menguatkan Muhammadiyah di Sukohajo
PCM Sukoharjo hadir di Kecamatan Sukoharjo sebagai ormas yang minoritas dimana NU sudah lebih dulu ada dan mayoritas serta telah lama memiliki TK, MI, MTs. Sementara itu PCM Sukoharjo belum punya amal usaha karena keterbatasan anggota ,SDM, dana dan peluang untuk membuat AUM nyaris tidak ada. hingga Muhammadiyah hanya sebatas pengajian selapanan dan pengajian ranting di masjid milik Muhammadiyah.
Perkembangan PCM Sukoharjo masih sebatas rehabilitasi Masjid dan membuat Mushola di Ranting, sedangkan mengenai paham Muhammadiyah sudah diamalkan tapi masih ada sebagian kecil yang belum dengan alasan toleransi dan kebersamaan dalam masyarakat. Cabang Sukoharjo belum mempunyai AUM, tapi akan direncanakan segera untuk pengadaannya yaitu sudah adanya tanah yang akan dibuat AUM tersebut. Masjid Muhammadiyah di Sukoharjo ada 4 antara lain di dukuh Jlegong, Paseran, Banjarsari, dan Sampih, tambahan 2 yaitu Sawangan, dan Wonokerto.
Ada amal usaha PKBM yang dimiliki Muhammaddiyah Sukoharjo, akan tetapi belum berjalan. Potensi yang dimiliki yaitu Madrasah Muhammadiyah dari SD s.d SMA. Perintisan TPQ dan Madin dan sudah ada bangunan. Memiliki Ortom : Tapak Suci ikut PCM Leksono, Kokam, Pemuda Muhammadiyah, ketua sekarang Sdr. Lukman (sudah terstruktur, dan sudah ada kantor walau tempat pinjaman) yang bergerak dibidang bisnis online
Permasalahan yang dihadapi sulitnya memberikan pemahaman bermuhammadiyah, hanya dapat dilakukan sedikit demi sedikit melalui keluarga. Tantangannya luar biasa, yang mayoritas nahdhiyin. Belum ada amal usaha yang signifikan untuk menopang organisasi, baru sebatas pengajian antar masjid dan mushola, Ranting Selokromo tidak ada perkembangan ada mushola kecil sudah semakin berkurang jamaahnya, kendalanya beberapa tokoh banyak yang sudah meninggal dunia, sementara generasi penerus tidak ada, Ada AUM : TPQ tapi masih tertatih kendala tenaga pengajar belum istiqomah dan santri mulai berkurang. Mohon bimbingan dari PDM agar Cabang Muhammadiyah Sukoharjo punya amal usaha yang bisa menopang gerak dakwah Muhammadiyah.