Mojotengah - Persyarikatan Muhammadiyah

Mojotengah
Mojotengah
.: Kembali ke PDM Kabupaten Wonosobo

Homepage

Sejarah

MEMPERKUAT KADER DI BASIS KUAT NAHDLIYIN

 
        Muhammadiyah Cabang Mojotengah berlokasi di Kecamatan Mojotengah dengan batas wilayah sebelah barat : Kecamatan Watumalang, sebelah timur : Kecamatan Wonosobo, sebelah utara: Kecamatan Garung, sebelah selatan : Kecamatan Wonosobo. Sekarang ini merupakan periode kepemimpinan ke 10 sejak tahun 1967 dengan ketuanya Bapak H. Khozin, memiliki 7 Ranting dari 19 Desa yaitu PRM Kalibeber 1, Kalibeber 2, Kalibeber 3, Mekarsari, Larangan Kulon, PRM KleYang, Blederan dan telah memiliki ortom : ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IPM dengan Amal Usaha : MI Muhammadiyah Kalibeber, TPQ, TQA Darussalam Kalibeber, TPQ Darul Arqom Kleyang, TK ABA, Masjid Darussalam Kalibeber, Masjid Darul Arqom Kleyang, Adapun tokoh pendirinya : Bapak Joened (Pegawai Irigasi), Bapak Kyai Murtadho, Bapak Kastolani, (Pegawai Pasar) Bapak Kyai Mudatsir, Bapak Ahmad Surur (Petani) Bapak Mujirun, Bapak Samsuri (Guru) dan Bapak. H. Muhtarudin Abbas
          Sejarah masuknya Muhammadiyah di Kalibeber Mojotengah tidak lepas dari Masuknya Muhammadiyah di Wonosobo sekitar tahun 1930 Dibawa oleh mubaligh dari Banjarnegara yaitu Kyai Mukmin, Kyai Zarkoni dan seorang pemuda yang bernama Sholeh, yang menjadi bapak dari Ibu Siti Aisyiyah (Ketua PP ‘Aisyiyah). Pertama kali Muhammadiyah masuk Wonosobo di Desa Kejiwan, dibawa oleh Bapak Ponadi (Guru) dan rumahnya dijadikan tempat pertemuan bersama dengan Bapak Joened (pegawai Irigasi) dan Bapak Hasan Widayat (petani). Pertemuan berjalan terus dengan baik tanpa ada rintangan yang kemudian bertambah 1 orang yaitu Bapak Ihjan sehingga menjadi 4 orang. Setelah beberapa kali pertemuan kemudian mengadakan pengajian yang dipandu oleh mubaligh dari Banjarnegara. Setelah beberapa kali pertemuan mereka sepakat mengadakan pembagian tugas untuk mengembangkan Muhammadiyah di Wonosobo yaitu : Bapak Ponadi bertugas dakwah di kota Wonosobo dan Bapak Joened bertugas di Desa Kalibeber Mojotengah.
           Masuknya Muhammadiyah di Kalibeber tahun 1938 Sebagai bentuk pelaksanaan tugas dakwahnya Bp Joened dengan mengajak 3 orang sahabat untuk bersama-sama melaksanakan dakwah di Kalibeber yaitu : Bapak. Samsuri ( guru ) Bapak. Kastolani ( Pegawai Pasar ) dan Bapak. Ahmad Surur ( Pedagang dan Petani ) sehingga menjadi 4 orang dengan Bapak Joened sebagai pendiri. Mengadakan pengajian setiap pekan sekali yang bertempat di rumah Bapak Ahmad Surur yang kemudian diikuti oleh putranya yaitu Bapak Tarmuji. Pengajian berjalan cukup lancar walaupun pesertanya hanya 5 orang. Kegiatan pengajian tersebut akhirnya tercium masyarakat sekitar yang belum paham tentang Muhammadiyah bahwa kegiatan tersebut adalah gerakan Muhammadiyah sehingga kemudian mereka memusuhi, menghalangi dan merintangi dengan cara melempari batu ke atap rumah yang dijadikan tempat pengajian (Rumah Bapak Ahmad Surur) sampai beberapa kali sehingga menjadikan tidak nyaman akhirnya rumahnya ditinggal dan dikosongkan. Kemudian berpindah ke rumah lainnya, semua tetap semangat mengadakan pengajian kecuali satu orang yang mengundurkan diri karena ketakutan. Selang beberapa bulan kemudian 4 orang tersebut mereka mengadakan pengajian di Masjid Pondok KH. Asy’ari atas seijin KH. Asy’ari dengan mengundang mubaligh dari Wonosobo yaitu Bapak Kyai Sulaeman yang disertai beberapa orang pengikutnya,
pengajian itupun kemudian dirintangi dan diganggu diantaranya dengan cara memadamkan lampu serta membuang sepatu dan sandal sandal mereka ke parit, dan adanya penyebaran isu/tuduhan negatif terhadap Muhammadiyah dengan mempertentangkan perbedaaan paham (masalah khilafiyah) dan politik. Karena adanya hambatan dan ancaman maka kegiatan pengajiannya terhenti total sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan 1945.
         Dalam rangka memperkuat perjuangan umat Islam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Partai Islam Masyumi didirikan pada tahun 1945 sebagai wujud jihad umat Islam dalam mempertahankan Kemerdekaan RI. Partai Masyumi diprakarsai oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah dan NU, sehingga mulai menepis kebencian terhadap Muhammadiyah. Sebagian tokoh Muhammadiyah Kalibeber aktif di organisasi partai Masyumi dan pengalaman berkiprah di partai Masyumi terbentuklah pribadi-pribadi yang kuat dan militan yang kemudian banyak yang menjadi pengurus atau aktivis Muhammadiyah.
Selesai perang kemerdekaan pada tahun 1948, Indonesia butuh guru yang banyak, mak dibukalah KPG kemudian diadakan tes masuk KPG, ada 2 putra terbaik dari Kalibeber yaitu Muhyidin dan Mahrus, keduanya putra dari Kyai Mustaqim Asy’ari, mereka berdua diasramakan selama 1 tahun di Kota Wonosobo
          Sejarah Muhammadiyah Mojotengah tidak lepas dari sejarah berdirinya Pandu Hizbul Wathon (HW) di Kalibeber pada tahun 1950. Berawal dari seorang pemuda yang menempuh pendidikan KPG Wonosobo dan aktif di kepanduan HW bernama Mahrus. Setiap ahad beliau pulang banyak yang senang dan tertarik melihat gagahnya berseragam pandu HW. Kemudian Bapak Mahrus mengajak 6 sahabatnya untuk mengikuti kepanduan HW yaitu Bapak Muhtarudin Abbas, Bapak Hariri, Bapak Sucipto, Bapak Syamsudin, Bapak Zaenuri dan Bapak Ibnu Hasan mereka merupakan Angkatan Muda. Sedangkan dari Angkatan Dewasa ada Bapak Joened, Bapak Mujirun, Bapak Abdul Wahid dan Bapak Abdul Basyir. Kemudian membentuk kepengurusan HW dengan Ketua Bapak Mujirun. Adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu pengajian pada setiap malam ba’da magrib yang dipimpin oleh Bapak Mujirun di Mushola H. Abdurohman dan pelatihan-pelatihan setiap jum’at sore dan kursus setiap senin malam di Madrasah Diniyah Kalibeber.
         Pengajian dan kursus yang diselenggarkan oleh Pandu HW mendapat simpati dari masyarakat dan banyak yang mengikuti kegiatan tersebut sehingga timbul semangat untuk mendirikan Muhammadiyah. Selanjutnya pada tahun 1952 terbentuk Ranting/kelompok pengajian Muhammadiyah Kalibeber. Adapun para pelopor dan pendirinya : Bapak Joened. Bapak Mujirun dan Bapak Abdullah Komari. Mereka dibantu oleh tokoh-tokoh yang semula tidak senang dan menghalang-halangi berdirinya Muhammadiyah tetapi kemudian bergabung dengan Muhammadiyah.
Adapun Susunan Pengurus Ranting Muhammadiyah Kalibeber 1952-1955 Ketua : Kyai Mudatsir, Wakil Ketua : Bapak Joened, Sekretaris : Bapak A. Marjono,Wakil Sekretaris : Bapak H. Muhtarudin Abbas, Bendahara 1 : Bapak H. Abdullah Kamari, Bendahara 2 : Bapak Showan, Anggota : Bapak Mujirun, Bapak Duraji, Bapak Abdul Wahid, Kyai Murtadho, Bapak Kholet, Periode selanjutnya : tahun 1955 – 1959, tahun 1959 – 1962 Ketua : Bapak Joened (wafat 19 April 1981) dan periode tahun 1962 - 1965, tahun 1965 – 1967 Ketua : Bapak Atmodimejo.
       Proses perjuangan berdirinya PCM Mojotengah dibentuk Setelah Muktamar ke 37 tahun 1967 Di Yogyakarta yang salah satu keputusannya adalah disusun Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dimana dalam struktur Organisasi perlu dibentuk Cabang Muhammadiyah, maka pada tahun 1967 maka terbentuklah Cabang Muhammadiyah Mojotengah yang wilayah operasionalnya seluruh wilayah Kecamatan Mojotengah.
         Adapun kepemimpinan Muhammadiyah Cabang Mojotengah periode tahun 1967 – 1970 diketuai oleh Bapak H. Muhtarudin Abbas, Periode tahun 1970 – 2000 diketuai oleh Bapak Zaenuri (wafat tahun 2000) dan periode tahun 2000 – 2005, tahun 2005 – 2010, tahun 2010 – 2015, tahun 2015 – 2020 diketuai oleh Bapak H. Khozin. Periode terakhir yang seharusnya berakhir tahun 2020, tetapi kerena adanya penundaan pelaksanaan muktamar Muhammadiyah ke 48 karena pandemi covid-19, maka kepemimpinan periode terakhir diperpanjang sampai dengan tahun 2022 atau sampai terlaksananya Muktamar Muhammadiyah.
          Perkembangan PCM Periode tahun 1967 – 1970 berawal dari berdirinya Ranting Kalibeber, drum band AMM, orkes melati, PSHW, membina daerah binaan di Desa Ngaglik, Desa Deles, Desa Wonokromo (kepemudaan, dakwah dan sosil budaya), sampai akhir periode berdiri 3 Ranting yaitu Ranting Kalibeber 1 , Kalibeber 2 dan Kalibeber 3. Periode tahun 1970 – 2000 melanjutkan kegiatan periode sebelumnya, berdirinya Ranting Kleyang dan Ranting Larangan Kulon, pembangunan Masjid Darussalam Kalibeber. Dan memperluas daerah binaan yaitu Desa Tugu dan Desa Plumbungan. Diperiode ini juga menambah aset tanah yaitu tanah lapangan Muhammadiyah. Periode tahun 2000 – 2005, melanjutkan kegiatan periode sebelumnya, pembangunan Gedung Sarana Pendidikan (GOR MI Muhammadiyah Kalibeber), Periode tahun 2005 – 2010, melanjutkan kegiatan periode sebelumnya dan pengembangan Ranting yaitu Ranting Mekarsari sehingga jumlah ranting menjadi 6 Ranting. Periode tahun 2010 – 2015, melanjutkan kegiatan periode sebelumnya dan pengembangan Ranting yaitu Ranting Blederan, sehingga jumlah Ranting menjadi 7. Periode tahun 2015 - 2020, melanjutkan kegiatan sebelumnya, pembelian tanah untuk pengembangan Masjid serta pembangunan Gedung TPQ, pembangunan Pertokoan (7 kios), pengembangan Ranting yaitu Ranting Deles sehingga menjadi 8 Ranting. Pada awal tahun 2021 Ranting Deles bergabung dengan PCM Watumalang yang merupakan PCM baru di Kabupaten Wonosobo.
         Pengamalan paham Muhammadiyah dapat dilaksanakan oleh mayoritas warga Muhammadiyah di Mojotengah diawal berdirinya Muhammadiyah di Kalibeber timbul rasa kebencian oleh orang yang belum paham Muhammadiyah yang ditandai dengan upaya memusuhi, menghalangi melempari, pembuangan sandal peserta pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh muhammadiyah, dan adanya penyebaran isu/tuduhan negatif terhadap Muhammadiyah dengan mempertentangkan perbedaaan paham (masalah khilafiyah) dan politik, semua diatasi dengan memperkuat pemahaman Al Islam dan ideologi Muhammadiyah serta menyiapkan kaderisasi baik kader organisasi, kader ulama dan kader AUM.


Sumber : Buku "Sinar Sang Surya di Bumi Asri, Rekam Jejak Gerakan Muhammadiyah di Wonosobo' ed. Rudyspramz, TP2SM Wonosobo, April 2023

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website