Kepil - Persyarikatan Muhammadiyah

Kepil
Kepil
.: Kembali ke PDM Kabupaten Wonosobo

Homepage

Sejarah Muhamamadiyah Cabang Kepil

                                                                   MUHAMMADIYAH CABANG KEPIL

Berawal dari Pengajian Ranting yang dibina Tokoh Muhammadiyah dari Muntilan

 Muhammadiyah Cabang Kepil berlokasi di Kecamatan Kepil dengan batas wilayah sebelah barat : Kecamatan Kalibawang, sebelah timur : Kecamatan Kajoran Magelang, sebelah utara: Kecamatan Sapuran, sebelah selatan : Kabupaten Purwore­jo. Sekarang ini merupakan periode kepemimpinan ke 5 sejak tahun 1966, memiliki 14 Ranting dari 9 Desa Adapun para Pendirinya Bpk Mansyur seorang pedagang, Bapak Ismail (Kepala Desa Bener), Bapak Prawoto (Guru Agama), Bapak Idris (Guru Agama) dan Bapak Edy Susanto (Perangkat Desa).

Latar Belakang berdirinya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kepil, pada tahun 1947  telah ada Madrasah Al Iman dengan tenaga pendidik dari Madrasah Al Iman Magelang. Sekolah tersebut selain digunakan untuk tempat belajar bersama warga setempat, dan juga sebagai tempat belajar pengungsi ketika sedang terjadi polemik di masa Kementrian Agama Bapak Saefudin Zuhri. Yang mendukung adanya Madrasah saat ini adalah Putra dari bapak Saefur sehingga bisa menjadi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Desa Bener, Desa Beran dan Desa Tanjunganom. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan keorganisasian antara warga Bener dan Beran sangat­lah erat pada waktu itu. Tokoh sepuh yang masih ada sampai sekarang ada Bapak Siban, Bapak Hurmain, dan Bapak Baikuni mereka adalah sebagai penggerak-peng­geraknya. Untuk Tanjung Anom ada Bapak Dahlan yang masih sering mengikuti pen­gajian di Bener. Sekaligus beliau salah satu yang mendirikan MIM Tanjung Anom. Menurut cerita, MI Tanjung Anom belum diberi nama Muhammadiyah, atas usul dari Departemen Agama diberi nama Muhammadiyah karena sekolah Mu­hammadiyah dianggap Maju. Pelajaran yang dikuasai waktu itu adalah Bahasa Arab. Sekarang seko­lah yang ada berjumlah 3 Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) yaitu di Bener, Beran, dan Tanjung Anom. Dan MTs Muhammadiyah di Bener dan Kelas Jauh di Tanjung Anom. Awal berdirinya Madrasah Aliyah Muhamamduyah juga di Bener, pernah juga ada juga PGA Muhammadiyah di Bener.

Secara lebih lengkap Amal Usaha Muahmmadiyah (AUM) yang telah dibangun : Dalam Periode kepemimpinan Bapak Mansyur, tahun 1968 mendirikan PGA Muhammadiyah 4 Th di Desa Bener sampai tahun 1976 dan berhenti karena pemerintah men­gurangi pendidikan agama tingkat menengah. Tahun 1980 didirikan MTs Muhammadiyah di Desa Bener dan tahun 1985 mendirikan MA Muhammadiyah di Kepil. Dalam Periode kepemimpinan Bapak Prawoto tahun 1998 mendrikan KSU BMT Sinar Makmur dan berdiri Panti Asuhan di Desa Kaliwuluh. Dalam Periode kepemimpinan Bapak Taefur Dimyati, tahun 2005 mendirikan Panti Asuhan Aisyiyah desa Bener kemudian digantikan Bpk Tugirun karena Bapak. Taefur Dimyati mening­gal dunia pada tahun 2014.Dalam Periode kepemimpinan Bapak. Zainal Abidin, pada tahun 2018 mendirikan Klinik Pratama PKU Muhammadiyah di Desa Beran

Terkait dengan Persyarikatan Muhammadiyah pada 1966 telah ada Ranting Muhammadiyah Bener dan Ranting Muhammadiyah Beran yang telah rutin mengadakan pengajian selapanan dan dibina oleh Bapak Asroni Tokoh Muhamamdiyah dari Muntilan, sebelum adanya PDM Wonosobo. Setelah peristiwa G30S/PKI menimbulkan semangat dari Angkatan Muda untuk semakin menggerakkan Pengajian yang kemudian dike­nal masyarakat luas termasuk kalangan Nahdliyin. Pengajian tersebut  berkembang menjadi Cabang Muhammadiyah Kepil yang diresmikan di Desa Bener dengan dukungan Ranting Bener, Beran, Tan­junganom, dan Tegeswetan. Setelah berdirinya Cabang maka mulai bertambah lagi yaitu Ranting Gadingrejo. Pada tahun 1984 ada Ranting Burat tapi sudah tidak aktif, sekarang Muhamadiyah Cabang Kepil terdiri dari Ranting Bener, Ranting Beran, Ranting Teges Wetan, Ranting Tanjunganom, Ranting Gadingrejo dan Ranting Tegalgot.

        Mengenai pengamalan agama berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah ada yang tidak senang namun dengan sedikit demi sedikit diberikan pemahaman agama ber­dasarkan dalil maka lambat laun adat kebiasaan yang tidak ada dasarmya menja­di berkurang biarpun pada saat ini masih ada seperti soal kematian tapi sifatnya tersembunyi.


Sumber : Buku 'Sinar Sang Surya di Bumi Asri, Rekam Jejak Gerakan Muhammadiyah di Wonosobo." TP2SM April 2023, ed. Rudyspramz


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website