Berita : PDM Kabupaten Wonosobo


PRM Kleyang Jurang Bagikan Daging Qurban Merata ke Semua warga, tidak terkecuali warga Nahdiyyin

Jum'at, 01-09-2017

MUHAMMADIYAH.OR.WONOSOBO-Jum’at(01/0 9/2017) Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kleyang Jurang Cabang Mojotengah menyelenggarakan pemotongan hewan qurban di halaman masjid Darul Arqom setelah sebelumnya didahului dengan sholat dan khutbah ied oleh Ust. Romadhon.

Sebagai salah satu ranting dengan 45 Kepala keluarga dan merupakan minoritas di tengah-tengah saudara kita  Nahdiyyin PRM Kleyang berusaha menjadi yang terdepan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan serta menjadi contoh dalam peribadatan salah satunya adalah Ibadah qurban.

Pada pelaksanaan qurban tahun ini, PRM Kleyang memotong tiga ekor sapi dan lima ekor lembu yang selanjutnya dibagikan kepada warga dukuh Kleyang Jurang tanpa terkecuali juga melebar ke saudara nahdyiin meskipun mereka juga melaksanakan Qurban di komplek masjidnya.

Ust. Romadhon selaku Kotib iedul  Adha  menyampaikan bahwa, kita sebagai ummat muslim hendaknya tidak hanya mempelajari sejarah bagaimana proses berqurbannya Ibrahim terhadap sang putra Ismail, akan tetapi pelajaran yang paling berharga dari kisah tersebut adalah mencontoh sikap dan tunduk taatnya Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah tanpa membantah dengan alasan. Ketaatan kita kepada Allah merupakan modal awal dalam meraih keridhoanNya dengan mengorbankan Ismail-ismail yang ada dalam diri kita berupa ego, harta, ilmu dan hal-hal yang terkdang membuat kita lupa serta mudah terbuai pujian Manusia akan tetapi justru menjatuhkan kita dimata Allah SWT.

PRM Kleyang berusaha keras untuk selalu menjadikan dakwah sebagai dasar pijakan dalam bermasyarakat, sebagai contoh. Dua puluh tahun yang lalu setiap pelaksanaan qurban selalu menyisihkan satu sampai dua ekor untuk diberikan kepada saudara kita, untuk di bagikan meski berbeda organisasi, dan hasilnya sekarang Alhamdulillah Ibadah Qurban sudah menjadi rutinitas tahunan bahkan menyamai jumlahnya dengan warga Muhammadiyah.

Selain itu, didalam pelaksaan hari raya Idul fitri juga bisa menjadi contoh dalam kehidupan  bermasyarakat, dengan tradisi salam-salaman seusai sholat sehingga memudahkan warga Muhammadiyah maupun nahdiyyin  untuk bersilaturrahim sekaligus ajang temu kangen bagi warga yang dari perantauan, hal tersebut sudah berlangsung sepuluh tahun yang lalu saat sekarang baru muncul konsep ukhuwwah antar organisasi.( Hans-MPI )